Saturday, October 27, 2012

Culinary and Chef is Everywhere!

Beberapa tahun yang lalu aktivitas wisata kuliner mulai booming! Jika tak salah ingat dan tidak salah menyimpulkan, geliat wisata icip-icip ini berkembang pesat sejak Pak Bondan Winarno mempopulerkan istilah "mak nyuss!" di televisi. Berkunjung ke berbagai daerah, dan mencoba aneka makanan, mulai dari jajanan pinggir jalan hingga hidangan ekslusif, kemudian mengomentari cita rasa makanan, menambahkan beberapa fakta atau informasi mengenai hidangan yang disantap adalah ciri khas acara "Wisata Kuliner" yang dibawakan ahli kuliner ini. Ia pun biasanya ditemani oleh bintang tamu dari kalangan selebritis. Gaya Pak Bondan menyantap makanan yang cenderung khidmat, dan ekspresinya saat menjelaskan cita rasa makanan mampu menerbitkan liur pemirsa televisi. Tak jarang, muncul keinginan untuk menelusuri jejak kuliner Pak Bondan, apalagi jika kuliner tersebut berada di kota tempat tinggal, dan mudah untuk dicapai. 

Kuliner kini sudah memiliki porsi khusus di industri pertelevisian. Acara "berita" pun sekarang dibuat lebih santai, dan tak lupa disisipkan aneka liputan kuliner, khususnya pada akhir minggu. Untuk yang punya dana tak terbatas mencoba aneka kuliner eksklusif hingga yang mangkal di pinggir jalan tentu bukan masalah. Bagi yang pas-pasan, jenis kuliner yang diburu bisa disesuaikan dengan budget. Nah, bagi yang ingin mencoba berbagai masakan, tapi uang pas-pasan, agak malas keluar rumah, plus malas ramai-ramai antre jajanan, kini juga mendapat "fasilitas" khusus. Berbagai acara masak-memasak yang tayang di televisi dapat menjadi referensi untuk beraksi di dapur, dan membuat hidangan sendiri. 

Seperti judul tulisan ini, "Culinary and Chef is Everywhere" , begitulah kondisinya saat ini. Kalau kita amati acara-acara televisi sekarang ini, acara liputan kuliner diputar hampir di seluruh stasiun televisi. Selain itu, ada pula acara-acara khusus tentang panduan memasak yang dibawakan oleh beraneka chef. Mulai dari chef bergaya klasik, chef wanita nan seksi, chef macho, hingga remaja yang bergaya chef cilik. Tinggal pemirsa menentukan pilihannya sendiri, cenderung suka acara masak-memasak yang dibawakan chef yang mana. 

Liputan kuliner dan acara masak-memasak baru meliputi dua jenis acara yang kuliner yang disiarkan televisi. Menurut pengamatan saya, ada satu lagi acara kuliner yang ditayangkan televisi saat ini, yaitu kompetisi memasak. Ada kompetisi memasak yang sangat serius dan berseri. Formatnya cenderung seperti pemilihan "idol" yang marak beberapa tahun ke belakang. Ada pula yang lebih fun, dan tidak berseri, seperti lomba memasak antar artis. Untuk kompetisi yang serius, akan menghasilkan juara koki amatir. Sang juara ini dinobatkan setelah berhasil mengalahkan pesaing-pesaing lain yang juga tidak memiliki latar belakang pendidikan chef atau koki. Dalam kompetisi ini mereka dinilai dan dibimbing oleh chef-chef berpengalaman, dan penilaian yang diberikan mutlak dari para juri dan juri tamu. Jadi tidak ada sistem SMS yang sering mengacaukan antara kualitas dan popularitas. 

Maraknya industri kuliner ini juga terlihat dari banyaknya toko, warung, kafe, dan restoran yang menawarkan aneka kuliner. Persaingan dalam bisnis kuliner ini menjadi sangat sengit. Bagi mereka yang tidak dapat mempertahankan kualitas cita rasa dan mengelola bisnisnya dengan baik, dijamin akan langsung gulung tikar dalam waktu singkat. Jika dahulu hidangan seperti cake atau kue basah hanya disediakan beberapa toko kue saja, kini ada beragam pilihan. Puluhan toko kue siap memuaskan selera para pelanggan. 

Dapur kini seakan menjadi tempat yang ekslusif. Coba bandingkan dengan kondisi pada beberapa dekade yang lalu, dimana dapur identik dengan perempuan atau tepatnya ibu-ibu. Mereka dengan kostum dan peralatan seadanya mengolah makanan secara tradisional. Bandingkan dengan kondisi saat ini, dimana dapur disulap menjadi tempat yang nyaman, dengan penyejuk udara dan  kitchen set berharga ratusan juta rupiah. Para koki, baik pria dan wanita terbalut  pakaian ekslusif berwarna putih lengkap dengan atribut topi chef. Dapur dan para chef yang menjadi jantung industri kuliner kini dapat menghasilkan makanan yang dapat dinikmati dengan membayar jutaan rupiah. Koki atau para chef tak lagi dipandang sebelah mata, dan boleh dikatakan pekerjaan sebagai seorang chef profesional adalah pekerjaan bergengsi. 

Maka, tak heran jika anak-anak muda jaman sekarang, baik laki-laki maupun perempuan mulai melirik dapur sebagai "playground". Bahkan, banyak yang tak sungkan untuk memilih jurusan sekolah yang berhubungan dengan kitchen atau dapur. SMK dan akademi yang dapat mencetak koki-koki profesional kini sangat banyak peminatnya.

Ternyata, apapun yang dikelola dengan sungguh-sungguh dan ditekuni bisa menghasilkan dan memberi nilai tambah bagi siapa pun yang mendalaminya.. like a kitchen!    

i'm not working in culinary industry. I just like to watch what's developing and what's new, and i'm not promoting either tv program or brand related to culinary..

Next: Chef and The TV Program

No comments:

Post a Comment